Pada
awal Orde Baru program pemerintah diarahkan untuk menyelamatkan ekonomi
nasional terutama upaya menekan inflasi, penyelamatan keuangan negara dan
pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang
menunjukkan tingkat inflasi 650 % setahun tidak memungkinkan pemerintah untuk
melaksanakan pembangunan dengan cepat akan tetapi harus melakukan stabilisasi
dan rehabilitasi ekonomi terlebih dahulu. Dengan stabilisasi untuk menekan inflasi
agar harga barang-barang tidak membumbung tinggi. Sedangkan rehabilitasi untuk
memperbaiki sarana dan prasarana fisik.
Program
“Pembangunan Nasional Berencana” yang dicanangkan Orde Baru dilaksankan secara
bertahap dan terencana melalui Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).
Pelita I yang dimulai pada tanggal 1 April 1969 dengan tujuan untuk meningkatkan
taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan dalam
tahap-tahap berikutnya. Sedangkan sasaran yang hendak dicapai adalah pangan,
sandang, perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja dan
kesejahteraan rohani.
Untuk
membiayai pembangunan pada Pelita I digali sumber- sumber keuangan dan tabungan
pemerintah, kredit jangka menengah dan jangkan panjang dari perbankan,
penanaman modal dan reinvestasi oleh perusahaan swasta nasional, perusahaan
asing dan perusahaan negara serta bantuan proyek luar negeri. Dengan melakukan
pembangunan maka pada akhir Pelita I yakni tanggal 31 Maret 1974 terjadi
penigkatan dalam bidang ekonomi. Dalam bidang pertanian terutama beras mengalami
kenaikan rata- rata 4 % setahun. Sedangkan produksi kayu rata-rata 37,4 %
setahun. Kenaikan produksi beras ini dikarenakan adanya perluasan areal pertanian
dan terlaksananya program Bimas dan Inmas serta dengan Panca Usaha Tani.
Selain
produksi beras, ekspor ikan dan udang juga mengalami peningkatan rata- rata 62
% setahun. Produksi industri juga mengalami kenaikan terutama pupuk Pusri di
Palembang dan mulai bekerjanya Petrokimia Gresik. Sedangkan industri tekstil
mengalami kemajuan pesat, baik dalam produksi benang tenun maupun bahan tekstil.
Benang tenun meningkat dari 177.000 bal pada awal Pelita I menjadi 316.247 pada
akhir Pelita I, sedangkan bahan tekstil dari 449, 8 juta menjadi 920 juta meter.
No comments:
Post a Comment